Monday, January 19, 2009

Ascites

. Monday, January 19, 2009


Kelembaban yang tinggi dalam kandang akibat suhu tidak menentu pada musim hujan menyebabkan kasus ascites sering terjadi pada ayam broiler pada umur diatas 3 minggu. Hidrops ascites (perut kembung/water belly) adalah suatu kondisi yang ditandai dengan pengumpulan cairan pada rongga perut, sehingga ayam sulit untuk berjalan, malas bergerak, nafsu makan dan minum turun, yang pada akhirnya dapat mengakibatkan kematian mendadak.

Gejala klinis ascites ditandai dengan perut kembung, jika diraba terasa ada cairan di dalamnya, sesak nafas yang disebabkan penimbunan cairan pada rongga dada, kepala pucat, pial berkerut, bulu kusut, kulit bagian perut berwarna kemerahan, pembuluh darah tepi mengalami penyumbatan, mati mendadak dalam keadaan terlentang, dan sebelum mati biasanya mengibaskan sayap seperti mau terbang. Pada pemeriksaan bedah bangkai, terlihat ada cairan berwarna jernih kekuningan atau kemerahan dengan atau tanpa gumpalan fibrin, tulang pucat, kulit kemerahan karena ada pembendungan pembuluh darah tepi dan oedema paru-paru. Cairan ditemukan terutama pada rongga dada dan perut, kantung hepatoperitoneal dan selaput jantung. Alat pencernaan terisi penuh oleh pakan, hati sedikit membesar dengan selaput hati berwarna abu-abu berisi cairan dan keriput. Kasus ascites disebabkan oleh kombinasi kelainan genetika dan faktor-faktor stres yang menyebabkan kelainan kerja paru-paru dan jantung. Ayam broiler yang memiliki pertumbuhan yang cepat, namun jika tidak diimbangi dengan pertumbuhan paru-paru akan menyebabkan asupan oksigen kedalam tubuh menjadi berkurang, sehingga metabolisme tubuh menjadi terganggu. Oleh karena itu, kerja jantung semakin dipacu agar dapat memompa darah yang berisi oksigen menuju paru-paru. Namun karena keterbatasan kapasitas paru-paru, kenaikan darah tidak dapat tertampung sehingga tekanan darah pada arteri menjadi meningkat yang mengakibatkan katub jantung tidak dapat menutup dengan baik. Hal ini menyebabkan tekanan darah terus naik sehingga memperlemah pembuluh darah selanjutnya mengakibatkan plasma darah mudah keluar dan terkumpul di rongga tubuh. Merembesnya plasma darah pada rongga dada dan perut mengakibatkan kandungan sel darah merah meningkat, darah menjadi lebih kental sehingga kerja jantung menjadi lebih berat, yang berakibat memperparah keadaan. Inilah yang menyebabkan ascites sulit untuk diobati dan sering kali kambuh meskipun sudah pernah sembuh dari kondisi kembung. Ascites yang disebabkan oleh faktor-faktor stres, antara lain hipoksia, hipoproteinemia, keracunan dan penyakit pada saluran penafasan. Hipoksia (kekurangan oksigen), kondisi ini dapat dicegah dengan memperbaiki ventilasi, memperhatikan kepadatan kandang dan pemberian pemanas yang memadai dari mulai DOC hingga lepas dari pemanas, yaitu saat bulu sudah tumbuh lengkap dan menutup tubuh, penggantian litter jika sudah basah untuk mencegah penyakit pada saluran pernafasan dan penyakit lainnya. Hipoproteinemia adalah (kandungan protein plasma rendah), kondisi ini dapat dicegah dengan memberi pakan dengan kandungan protein yang cukup. Malnutrisi, kesalahan pada pemberian pakan perlu dihindari dengan memberi pakan yang berimbang kandungan nutrisinya terutama memperhatikan kandungan vitamin E dan serat kasar. Kandungan serat kasar hingga 7% sangat penting untuk optimalisasi penyerapan kandungan nutrisi pada saluran pencernaan. Keracunan, dapat dicegah dengan menggunakan obat-obatan yang sesuai dosis dan penyimpanan pakan yang baik. Penyimpanan pakan yang kurang baik selain dapat menjadi pemicu ascites juga dapat menyebabkan keracunan aflatoksin.PI.com

Klik disini untuk melanjutkan »»

DOC Puasa

.

Anggapan bahwa DOC yang baru tiba di kandang tidak boleh di segera diberi pakan masih banyak diyakini oleh sebagian orang. Pemuasaan dianggap akan memberi kesempatan terjadinya penyerapan sisa kuning telur semaksimal mungkin sehingga tidak terjadi omphalitis.

Namun, ternyata kunig telur tidak mampu memenuhi kebutuhan anak anyam (meskipun pada hari pertama kehidupannya) terutama untuk pertumbuhan. Di lain pihak pemberian makan pada anak ayam yang sedini mungkin tidak hanya meningkatkan proses metabolisme, tetapi juga mempercepat gertakan pada sistem imun dan mempercepat pertumbuhan organ-organ sistem pencernaan. Fisiologis neonatal Kuning telur dapat memenuhi kebutuhan nutrisi pada masa embrional dalam telur hingga menetas. Sisa kuning telur yang mengandung diantaranya maternal antibodi 7% dan lipid 20%, dianggap dapat memenuhi kebutuhan anak ayam. Faktanya sisa kunig terlur ini sangat terbatas, dan hanya cukup untuk mempertahankan kehidupannya bukan untuk pertumbuhan. Pada hari pertama saja hanya 50% dari kebutuhan energi dan 43% dari kebutuhan protein yang dapat dipenuhi oleh sisa kuning telur. Protein yang ada pun terutama dimanfaatkan dalam bentuk maternal antibodi. Sedangkan lemak sebagian besar digunakan untuk membentuk membran sel jaringan tubuh. Jadi, puasa pada anak ayam tidak dapat memenuhi kebutuhan energi minimum, apalagi energi untuk pertumbuhan. Pada broiler, terdapat 2 proses utama dalam pertumbuhan, yaitu : hiperplasia (penambahan jumlah sel tubuh) dan hipertrofi (perbesaran ukuran sel). Pada minggu pertama dan kedua, proses hiperplasia lebih besar dari hipertrofi, minggu ketiga seimbang, sedangkan setelah minggu ketiga hipertrofi lebih dominan. Bisa dibayangkan berapa kerugian yang dapat dialami, apabila cikal bakal sel-sel tubuh tidak dapat tersedia pada minggu pertama akibat kekurangan nutrisi untuk pertumbuhan. Maka bisa dipastikan ayam akan sulit mencapai bobot badan optimum pada minggu-minggu selanjutnya. krm/and

Klik disini untuk melanjutkan »»

Humor Sapi

.

Ada seorang peternak sapi yang cukup berhasil dan punya beratus-ratus ekor sapi. Pada suatu hari datanglah seorang petugas peternakan yang menyamar dan bertanya,

Petugas: "Setiap hari sapi-sapi ini bapak beri makan apa?"
Peternak:"Oh, saya beri mereka makan rumput."
Petugas : "Kalo begitu bapak saya denda karena telah memberi makan sapi-sapi ini secara tidak layak. Bapak saya denda Rp. 2.000.000,00"

Selang beberapa hari kemudian petugas tadi datang kembali dan menanyakan hal yang sama kepada si peternak.

Petugas : "Bapak beri makan apa sapi-sapi ini?"
Peternak :"Wah saya beri makan keju, hamburger, dan juga susu."
Petugas : "Kalo begitu bapak saya denda Rp. 3.000.000,00 karena memberi makan diluar batas sewajarnya...!!"

Seminggu kemudian datang lagi si petugas menayakan hal yang sama kepada si peternak.

Petugas : "Bapak beri makan apa sapi-sapi ini?"

Akhirnya karena takut didenda lagi si peternak menjawab,

Peternak : "Begini, Pak. Setiap hari semua sapi ini, masing-masing saya beri uang Rp. 3.000,00, terserah mereka mau makan apa....!!".
PI.com

Klik disini untuk melanjutkan »»

Ayam Homo

.

Asli..ngakak deh gw baca crita ni di PI.com..pengen tau,baca aja...
Sebuah desa di daerah Sukabumi, terdapat seorang warga yang memelihara ayam kampung. Berangkat dari hobi, Pak Ahmad memelihara ayam kampung dengan jumlah 10 ekor ayam betina dan seekor ayam jantan.


Ayam jantan yang hanya ada satu ekor diharapkan dapat membuahi semua ayam betina yang sudah siap untuk kawin. Pak Ahmad sangat menyayangi ayamnya yang berjumlah 11 ekor tersebut. Apalagi ayam jantan yang memang dipersiapkan untuk membuahi betina, setiap hari dicekokin dengan jamu kuat.
Ketangguhan ayam jantan tak diragukan oleh Pak Ahmad, terbukti pembuahan yang dilakukan sering menghasilkan telur yang siap ditetaskan. Namun, seiring dengan pertambahan waktu, usia ayam jantan bertambah dan tentunya kemampuan pun mulai berkurang.
Pak Ahmad mulai memutar otak, supaya hobi untuk memelihara ayam kampung tetap berjalan. Munculah ide untuk menambah ayam jantan.

Pak Ahmad : “Saya harus menambah ayam jantan lagi buat kelangsungan hobi, jika mengharapkan satu ayam jantan yang sudah tua tentu tidak akan mampu meladeni semua betina yang ada.”

Ayam Jantan Tua : “Kutu kupret !! mentang-mentang gw sudah tua terus dilupakan gitu aja !!emang manusia tidak bisa mengenang tanda jasa!! Gw khan udah memberikan keturunan yang banyak !!!

Keesokan harinya, Pak Ahmad membeli seekor ayam jantan muda dengan postur gagah dan atletis.

Pak Ahmad : “Semoga saya tidak salah memilih ayam jantan.”

Ayam Jantan Tua : “Edo doE,…..”
“Ternyata betulan to, Bos gw nyari pejantan lagi. Wah, bisa jadi saingan ne. musti di ospek dulu ayam muda.”

Ayam Jantan Tua : “Hai anak muda. Apa benar loe mampu membuahi ayam – ayam betina bos gw ??”
“Menurut gw, loe musti di tes dulu buat buktiin kalau loe benar – benar tangguh. Gimana kalau kita lomba lari !!??”

Ayam Jantan Muda : “Ok. Siapa takut !! Supaya gw kagak di ejek menang karena lomba ama ayam yang udah uzur, loe lari duluan dech. Ntar selang 5 meter baru gw lari. Gmn ??”

Ayam Jantan Tua : “Hahaahaaa……”
“Gw kagak usah loe kasihani lagi. Tapi berhubung ini menyangkut jati diri loe, OK. Siapa takut !!”

Sinar matahari mulai menusuk, mengintip di sela – sela rungkutnya embun pagi. Dua ekor ayam mulai berkokok bersahut – sahutan. Setelah selesai, ayam jantan tersebut mulai bersiap – siap ambil posisi di garis start untuk lomba lari yang sudah mereka rencanakan sebelumnya. Para cheerleader (ayam betina) pun tak mau kalah menyemangati jagoan masing-masing.

Perlombaan akhirnya dimulai. Ayam jantan tua mulai lari terlebih dahulu. Selang 5 meter, ayam jantan muda mengejar ketertinggalan ayam jantan tua demi menunjukkan ketangguhannya pada para betina. Tak lebih dari 1 menit, ketertinggalan dapat teratasi, ayam jantan muda hampir menyalip ayam jantan tua. Namun tiba – tiba terdengar suara..

“ DUOORRRRRR…..!!!!!”

Pak Ahmad menghampiri kedua ayam yang sedang lomba lari sembari membawa senapan angin di tangan kirinya.

Pak Ahmad : “SIALAN, bukannya ngejar ayam betina malah ngejar ayam jantan.
Dasar ayam HOMO …!!!!”
PI.com

Klik disini untuk melanjutkan »»

Pengendalian Gumboro

.

Penyakit Gumboro (Infectious Bursal Disease/IBD) yang ditemukan pertama kali di Delaware USA sekitar tahun 1950-an, sampai saat ini masih kerap muncul di lapangan. Sudah berbagai macam vaksin dicoba namun kejadian Gumboro masih tetap dijumpai. Terutama pada masa peralihan musim seperti sekarang ini, kasus lebih sering banyak muncul. Kondisi lingkungan dan cuaca yang cepat berubah meningkatkan cekaman pada anak ayam.
Kejadian Gumboro biasanya pada ayam berumur 3-4 minggu. Namun di daerah yang tantangan virus lapangannya tinggi kasus bisa terjadi di minggu-minggu awal kehidupan ayam, yaitu kurang dari umur 2 minggu. Ayam yang pernah terserang virus IBD laju perkembangannya menjadi kurang optimal. Pencapaian berat badan terlambat dan FCR nya menjadi lebih tinggi. Selain itu ayam menjadi lebih rentan terhadap agen penyakit infeksius.
Oleh sebab itu, meminimalisir dan mengeliminasi faktor pencetus munculnya penyakit ini di lapangan merupakan hal yang sangat penting. Hal ini sebenarnya bukan semata-mata menjadi tanggungjawab peternak di tingkat komersial (pedaging ataupun pullet), namun pembibit dan feedmil seharusnya juga mempunyai andil yang tidak kalah penting. Munculnya kasus Gumboro dipicu oleh beberapa hal yang saling berkaitan diantaranya yaitu, kualitas DOC, kualitas pakan, manajemen pemeliharaan, program kesehatan dan vaksinasi, dan biosekuriti.

Kualitas DOC
Peternak komersial tidak mempunyai kendali pada kualitas DOC yang dibelinya. Mereka hanya bisa memilih mana yang dianggap baik ataupun tidak, berdasarkan pengalaman sendiri dan referensi dari peternak lain. Kalau kebetulan pembibit yang sudah diyakininya mempunyai konsistensi dan komitmen tinggi dalam menjaga mutu produknya beruntunglah peternak, karena salah satu beban untuk eliminasi kasus Gumboro sudah berkurang.
DOC yang berkualitas baik merupakan hasil dari suatu proses panjang di tingkat pembibit. Ditentukan dari saat masih berupa telur di dalam tubuh induk, proses koleksi telur tetas, penetasan hingga sampai di tangan peternak komersial. Ayam pembibit yang sehat dengan pakan yang mengandung nutrisi seimbang dan bebas dari mikotoksin, mempunyai program vaksinasi yang ketat, lingkungan kandang yang bersih, serta proses koleksi, penyortiran telur yang akan masuk ke hatchery secara ketat akan menghasilkan DOC yang berkualitas. Dan dibarengi dengan manajemen transportasi yang baik dari hatchery hinggá sampai ke tangan peternak akan menjamin kualitas DOC tersebut.
Maternal antibodi yang tinggi didapat dari induk yang sehat dan divaksin secara teratur dan berkesinambungan. Vaksinasi IBD pada induk biasanya dilakukan sebelum masa produksi dan diulang lagi pada umur 40-45 minggu, dimana pada saat ini biasanya titer antibodi induk sudah menurun. Vaksinasi ulangan ini dilakukan untuk menjaga agar antibodi yang diturunkan ke anak ayam tetap tinggi. Maternal antibodi yang tinggi akan melindungi anak ayam dari infeksi agen penyakit pada minggu pertama kehidupannya (2-3 minggu pertama).
Untuk mendapatkan DOC yang sehat seperti di atas didapat dari telur tetas yang beratnya sudah memenuhi syarat untuk ditetaskan dan berasal dari induk yang tidak terlalu tua ataupun muda, telur tetas bersih, utuh tidak retak ataupun cacat dengan lingkungan kandang yang bersih dan proses penetasan yang baik dan benar. Jika lingkungan kotor dan telur yang ditetaskan pun demikian dikuatirkan embrio juga akan tercemar bakteri seperti E.coli, Pseudomonas, Staphylococcus, dll yang bisa menyebabkan peradangan pada kantong kuning telur (omfalitis).
Kondisi ini akan menyebabkan gangguan proses penyerapan kuning telur yang notabene merupakan sumber makanan di awal kehidupan ayam dan juga maternal antibodi yang diturunkan dari induknya. Atau bisa juga telur tercemar spora jamur Aspergillus, sp, sehingga anak ayam bisa terkena Aspergillosis sejak masih embrio.
Transportasi DOC dari hatchery ke farm juga akan mempengaruhi pertumbuhan DOC tersebut. Kondisi mobil pengangkut harus memenuhi stándar yang ditetapkan. Temperatur dan ventilasi ruangan harus diperhatikan agar anak ayam tidak mendapat stress yang berlebihan dam kecukupan oksigennya terpenuhi.

kualitas pakan
Pakan merupakan komponen pokok yang mengambil porsi terbesar dari biaya produksi suatu usaha peternakan. Kualitasnya pakan ditentukan oleh kualitas bahan baku yang menyusunnya. Dalam manajemen pakan hal yang harus diwaspadai adalah keseimbangan nutrisi dan kadar mikotoksin yang mencemarinya. Kandungan protein tercerna yang sesuai dengan kebutuhan ayam dengan komposisi asam amino yang seimbang, demikian juga dengan kadar lemak, energi, serat kasar dan mineral yang imbang sangat penting untuk pertumbuhan ayam.
Kadar mikotoksin dalam pakan harus diperhatikan, karena akan berpengaruh pada sistem imunitas dan pertumbuhan tubuh ayam. Pada saat musim hujan kita perlu waspada dengan mikotoksin ini. Di musim kemaraupun kadang kadar mikotoksin juga masih tinggi. Tingginya kadar mikotoksin berkaitan dengan proses pemanenan, pengeringan dan penyimpanan bahan baku, terutama yang berasal dari biji-bijian. Untuk meminimalisir jumlah mikotoksin perlu pencegahan tumbuhnya jamur dan pembentukan metabolitnya.
Salah satu caranya dengan pengeringan hinggá mencapai kadar air yang rendah, penyimpanan pada ruangan yang kering, penambahan antijamur (asam organik), dan mikotoksin binder (zeolit, bentonit, dll.). Proses penyimpanan dan pengangkutan bahan baku atau pakan jadi jika tidak memenuhi stándar juga akan mempengaruhi kualitas pakan. Indonesia merupakan negeri tropis dengan curah hujan tinggi, sehingga sangat cocok untuk pertumbuhan jamur. Temperatur dan kelembaban gudang penyimpan tidak boleh terlalu tinggi, yang ideal disarankan pada suhu tidak lebih dari 240 C dan kelembaban <>

Manajemen pemeliharaan
Manajemen pemeliharaan sangat berpengaruh terhadap keberhasilan suatu usaha produksi peternakan. Untuk mendapatkan hasil yang baik, yang paling utama adalah menciptakan kondisi dan tempat yang nyaman untuk hidup ayam. Jika ayam hidup di kandang yang nyaman, terjaga dari stres lingkungan, kebutuhan oksigen terpenuhi, cemaran gas amonia minimal, tersedia pakan yang berkualitas dan air minum yang bersih sepanjang hari, dan juga dengan pelaksanaan program vaksinasi terhadap berbagai agen infeksius yang tepat diharapkan ayam terhindar dari berbagai stres baik dari lingkungan makro ataupun agen penyakit yang ada. Dengan begitu ayam bisa tumbuh, berkembang dan berproduksi dengan optimal.
Proses pemeliharaan yang baik dan benar harus dilakukan sejak kedatangan anak ayam, masa brooding dan kehidupan selanjutnya. Masa brooding merupakan waktu yang cukup krusial bagi pertumbuhan dan perkembangan ayam, sehingga harus dilakukan dengan benar. Populasi dalam satu lingkaran brooder harus diperhatikan, 1 pemanas maksimal untuk 1000 ekor DOC. Jika populasi terlalu padat tingkat stress dan daya kompetisi ayam semakin tinggi dan kecukupan oksigen pun akan berkurang. Untuk mempertahankan suhu badan anak ayam kehangatan ruangan sangat penting karena ayam tidak dierami oleh induknya dan dan pusat pengatur suhu tubuh ayam belum berkembang sempurna. Selain itu buka tutup tirai harus diatur sedemikian rupa sehingga kesegaran udara dan kecukupan oksigen terpenuhi, selain itu juga untuk menghindari paparan angin yang terlalu dini.
Pada minggu pertama merupakan masa pertumbuhan ayam yang paling cepat. Berat badan ayam bisa mencapai 2 kali lipat dari saat menetasnya. Bisa dikatakan saat ini merupakan golden age ayam. Pada masa ini terjadi pembelahan sel cukup tinggi, sehingga kecukupan oksigen dan nutrisi sangat penting. Saat ini juga terjadi penyerapan kuning telur yang di dalamnya terdapat antibodi dari induk. Pemberian pakan sesegera mungkin setelah anak ayam datang akan mempercepat dan mengoptimalkan penyerapan kuning telur. Jika pada masa brooding kehidupan ayam terjaga dengan baik, diharapkan penyerapan antibodi induk terhadap IBD yang ada dalam kuning telur bisa sempurna. Sehingga ayam bisa mengatasi infeksi IBD dini yang bersifat subklinis. Selain itu juga meminimalkan faktor pencetus stres pada ayam seperti menjaga kecukupan pakan, minum, kecukupan sirkulasi udara, pencahayaan dan ketenangan lingkungan.

Program Kesehatan
Kasus Gumboro bisa terjadi jika kekebalan ayam tidak bisa mengatasi serbuan virus lapangan yang masuk ke tubuh ayam dan virus lapangan lebih cepat sampai di bursa dibanding virus vaksin yang diberikan. Hal ini bisa terjadi karena kondisi ayam yang tidak optimal karena stres (manajemen, lingkungan), titer antibodi induk yang rendah, jumlah virus lapangan yang terlalu banyak, strain virus vaksin yang dipakai tidak cocok dengan virus yang ada di lapangan, dan waktu pemberian vaksin yang tidak tepat.
Meminimalisir faktor pencetus stres bagi ayam sangat penting terutama pada awal kehidupan ayam. Jika ayam menderita cekaman baik karena faktor internal ataupun eksternal bisa mengakibatkan daya tahan tubuh ayam menurun. Sehingga agen-agen patogen bisa mudah menginvasi tubuh ayam. Jumlah virus di lapangan yang tinggi akan meningkatkan resiko terkena Gumboro. Antibodi induk ayam hanya bisa melindungi sampai umur sekitar 2-3 minggu, dan daya netralitasnya pun terbatas, jika agen infeksi yang harus dinetralkan terlalu banyak, jumlah antibodi tidak bisa mencukupi sehingga ayam akan kalah juga.
Untuk mengurangi kerja ayam dalam menetralkan antigen, meminimalkan jumlah virus di lapangan sangatlah penting. Ini dilakukan dengan persiapan kandang yang benar-benar baik sebelum kedatangan ayam. Sebelum dipakai kandang harus dicuci kering dan basah sampai bersih, kemudian dilakukan desinfeksi berulang. Lantai kandang juga harus diperlakukan khusus, setelah dicuci bersih diberi larutan soda api kemudian dicuci ulang. Setelah itu diberi larutan kapur hidup. Penyemprotan insektisida ke lantai, langit-langit, tiang, dinding dan sekitar kandang perlu dilakukan untuk membunuh serangga seperti semut, kumbang franky (Altophobius, sp) dll yang bisa menjadi reservoir virus IBD. Penyemprotan kandang secara rutin setelah ayam masuk kandang dengan larutan desinfektan (seperti golongan iodin) akan sangat membantu meminimalisir jumlah virus.
Pemberian antibiotika berspektrum luas selama 3-5 hari pertama kehidupan anak ayam akan membantu mengeliminasi bakteri yang ada pada anak ayam, diharapkan akan mengurangi kasus radang omfalitis sehingga penyerapan kuning telur bis optimal. Selain itu dengan memperkuat kondisi tubuh anak ayam dengan pemberian multivitamin secara rutin akan membantu mengurangi pengaruh cekaman pada anak ayam .
Pencegahan koksidiosis dengan vaksinasi ataupun pemberian koksidiostat diharapkan bisa meminimalisir kejadian koksidiosis pada ayam dan diharapkan secara tidak langsung akan mengurangi kejadian Gumboro ataupun menurunkan tingkat keparahan koksidiosis. Jika ayam terkena koksidiosis pada minggu-minggu awal biasanya resiko terkena Gumboro lebih besar dan parah.

Biosekuriti
Biosekuriti merupakan suatu usaha pengamanan biologik yang bertujuan untuk mencegah masuknya agen-agen patologik ke tubuh ayam. Tidak hanya meliputi proses desinfeksi kandang dan lingkungan, namun merupakan suatu usaha yang terpadu dan berkesinambungan dari tingkat konseptual, struktural dan operasional. Meliputi tata letak, lokasi farm dan kandang, bangunan kandang, pemagaran serta bangunan pendukung seperti kantor, mess karyawan, gudang pakan atau telur, ruang ganti baju, car dip. Juga pola replacement yang all in all out.
Lokasi farm yang tidak berdekatan dengan farm tetangga, hanya terdapat satu macam spesies unggas saja di lokasi, adanya pagar sekeliling farm yang memisahkan farm dengan lingkungan sekitar, dan pola pemeliharaan all in all out, akan mengurangi resiko munculnya kasus penyakit infeksius.

Ketepatan pemilihan vaksin
Pemilihan vaksin yang cocok dengan virus di lapangan sangat penting. Pada saat ini ada banyak macam jenis vaksin yang dijual di pasaran. Dari yang bersifat mild sampai yang intermediate plus. Vaksin yang tergolong mild virusnya bisa menembus titer antibodi induk pada angka 125. Intermediate pada titer 250, sedangkan yang intermediate plus bisa menembus titer di angka 500-800. Berdasarkan grup molekulernya virus gumboro digolongan dalam 6 macam virus. Di Indonesia kebanyakan dari jenis group molekuler 3, 4 dan 5. Kita harus jeli dan pintar dalam memilih produk yang demikian banyaknya di pasar. Vaksin yang mahal tidak selalu menjamin bebas dari kebocoran vaksinasi. Kecocokan strain virus dengan lingkungan setempat harus diutamakan. Jika suatu jenis vaksin sudah cocok di farm kita lebih baik jangan diubah. Virus vaksin yang terlalu keras sebaiknya hindari diberikan terlalu dini, karena bisa merusak sel-sel limfoid di bursa.

Ketepatan Waktu Vaksinasi
Hal yang tak kalah penting untuk meminimalisir kebocoran vaksinasi adalah penentuan waktu yang tepat kapan sebaiknya vaksinasi dilakukan. Untuk dapat menentukan waktu vaksinasi yang tepat, pengukuran maternal antibodi (MAb) terhadap IBD mutlak harus dilakukan. Karena pembibit tidak pernah memberitahukan titer antibodi dari induknya. Pemeriksaan biasanya dilakukan dengan teknik ELISA. Dengan mengetahui status MAb nya kita dapat melihat tingkat keseragaman titer dan menghitung kecepatan penurunannya, sehingga dapat diperkirakan waktu yang tepat untuk vaksinasi. Vaksinasi yang dilakukan pada saat titer MAb masih tinggi tidak akan efektif, virus vaksin justru akan dinetralisir oleh antibodi sehingga virus tidak akan bisa multiplikasi dan pada akhirnya tidak akan muncul respon vaksinasi yang diharapkan. Dan bisa jadi jika ada virus lapangan yang bisa menembus kekebalan ayam, kejadian Gumboro akan muncul.
Kendala dalam penentuan waktu vaksinasi ini adalah ketidakseragaman MAb dari masing-masing individu. Hal ini terjadi karena DOC berasal dari individu induk yang berbeda-beda baik yang seumur atau bahkan berlainan umur. Oleh karena itu pada saat DOC masuk kita harus mencatat no batch yang biasa ada pada masing-masing box. Ayam yang berlainan no batch biasanya berbeda data induk dari telur tetasnya. Dan untuk masing-masing no batch yang berbeda kita mengambil sample darahnya. Jumlah DOC yang kita ambil untuk sampel minimal 20 ekor. Dan satu hal yang harus kita perhatikan DOC yang kita ambil darahnya haruslah yang sehat bukan DOC yang performansnya jelek, agar titer yang didapat merupakan gambaran titer MAb sebagian besar ayam . Kalau kita ambil DOC yang jelek, bisa jadi gambaran titer yang kita dapat juga kurang bagus, dan itu bukan pencerminan dari kelompok ayam tersebut.
Untuk penghitungan prediksi waktu vaksinasi biasanya digunakan rumus van Deventer. Rumus ini dapat dipakai baik untuk ayam pedaging, petelur maupun pembibit. Hal yang harus diketahui adalah waktu paruh MAb IBD berbeda untuk setiap tipe ayam, untuk ayam pedaging 3-3,5 hari, ayam petelur 5-5,5 hari, pembibit 4,5 hari. Selain itu kita juga harus tahu jenis vaksin IBD yang akan digunakan, apakah mild, intermediate ataupun intermediate plus, karena ini untuk mengetahui break through titer (angka titer di mana virus vaksin bisa menembus MAb ayam) dari virus vaksin. Jika menggunakan vaksin yang mild break through titer nya sekitar 125, intermediate plus sekitar 500 dan yang hot di titer 1000.

Cara penghitungan prediksi waktu vaksinasi :

Hari vaksinasi = T1/2 x ( Log2 titer – Log2 target titer)) + umur saat sampling + angka koreksi

T1/2 : waktu paruh MAb (broiler : 3 hari, layer: 5, breeder: 4,5 hari)
Titer: titer MAb (jika CV bagus vaksinasi bisa sekali untuk perlindungan 75 %, namun jika CV jelek vaksin 2 kali untuk perlindungan di 20 %dan 70 % atau 40 dan 90 %)
Titer target: titer MAb di mana virus vaksin bisa menembusnya ( mild: 125, intermediate plus: 500, hot: 1000) tergantung pada spesifikasi masing-masing produk vaksin
Umur sampling: Umur pada saat pengambilan darah
Angka koreksi: tambahan hari jika sampling dilakukan pada umur ayam 0-4 hari (diasumsikan pada 4 hari pertama kehidupan ayam belum terjadi penurunan MAb karena masih adanya penyerapan kuning telur, jika sampling umur 1 hari koreksinya 3, umur 2 hari koreksinya 2, 3 hari koreksinya 1 dan umur 4 hari koreksinya 0).
Kasus Gumboro tidak bisa kita anggap enteng dan sepele, baik berat ataupun ringan akan merugikan farm kita, namun kebocoran vaksinasi tersebut masih bisa kita minimalisir. Tentunya dengan eliminasi faktor-faktor pencetus, sikap disiplin dan konsistensi dalam penerapan manajemen pemeliharaan seperti persiapan kandang yang baik, pemilihan DOC yang berkualitas, menjalankan manajemen pemeliharaan yang sesuai stándar, penerapan biosekuriti yang konsisten, pemilihan jenis vaksin dan waktu vaksinasi yang tepat diharapkan bisa menekan bahkan menghilangkan kasus IBD di farm kita, sehingga kerugian ekonomis akibat IBD bisa kita hindari.PI.com

Klik disini untuk melanjutkan »»
 
Namablogkamu is proudly powered by Blogger.com | Template by o-om.com