Saturday, February 14, 2009

Omphalitis

. Saturday, February 14, 2009

Ketika vaksinasi 1 sekalian seleksi doc yang trouble, ada yang lemah/lemes, cacat, dan omphalitis. Diantara sekian alasan kenapa doc diseleksi sebagian besar karena Omphalitis.
PENYAKIT ini sering menyerang anak ayam sesaat setelah ditetaskan. Infeksi ini disebabkan karena tidak tertutupnya pusar. Hal ini merupakan salah satu penyebab utama kematian di minggu pertama. Omphalitis adalah suatu kondisi ditandai dengan infeksi kuning telur. Kasus ini sering dijumpai pada ayam yang masih muda. Omphalitis mudah menyebar terutama pada saat masih di dalam mesin tetas (inkubator), karena berhubungan dengan kelembaban yang berlebihan dan pencemaran dari telur tetas dan juga mesinnya.
Omphalitis terjadi karena inkubasi yang salah, rendahnya sanitasi mesin tetas, kepanasan setelah penetasan (contohnya saat transit/pemindahan). Omphalitis terjadi beberapa hari setelah ditetaskan, sehingga dimungkinkan tidak dapat menular dari ayam yang satu ke ayam yang lain. Namun dapat menular dari peralatan yang tidak disanitasi di hatchery ke ayam yang baru menetas dengan pusar yang basah. Penyakit ini merupakan hasil infeksi dari 1 macam atau campuran berrbagai bakteri. Organisme penyebab tersebut diantaranya :
• Salmonella
gallinarum.
• Salmonella thypimurium
• Coliform (E. coli).
• Staphylococcus aureus
• Clostridia spp.
• Clostridium welchii, Clostriium
sporogenes
• Enterococci.
• Pseudomonas.
Namun pada umumnya omphalitis disebabkan oleh Collibacillosis. Bakteri biasanya menyerang jaringan pusar, hal ini merupakan hasil dari kondisi di dalam hatchery. Pusar terbuka dan mengalami peradangan, sehingga terjadi infeksi yang mengenai organ bagian dalam. Ayam yang terkena nampak normal, hingga beberapa jam sebelum mati. Kematian mulai terjadi setelah anak ayam menetas hingga umur 10 – 14 hari. Transmisi : Dapat terjadi secara vertikal (dari induk ayam yang karir / pembawa dari breeding ke embrionya), secara cepat dapat menular di dalam hatcher (kontaminasi telur, tray telur tetas, dan lain-lain).Transmisi kecil juga dapat terjadi saat brooding (transmisi horizontal). Fakor-faktor yang mempengaruhi :
1. Stres yang dapat menyebabkan
absorbsi kuning telur yang terlambat.
2. Hatchery yang kurang higienis.
3. Rendahnya kelembaban di dalam
mesin tetas. Dengan rendahnya
kelembaban maka membram
kerabang telur akan menjadi kering
dan proporsi membram kerabang
telur yang kering akan menarik
pusar sehingga menyebabkan iritasi
dan devitalisasi jaringan.
4. Penyumbatan pusar yang tidak
sempurna.
Infeksi kantung kuning telur dapat terjadi kapan saja. Organisme akan masuk melalui kerabang telur ke dalam kuning telur. Bakteri menyebabkan pembusukan kuning telur, hilangnya nutrisi esensial dan juga dapat memproduksi racun.Bakteri menyerang jaringan pusar selama beberapa hari inkubasi atau seketika setelah ditetaskan. Pusar/navel yang terbuka tidak akan tertutup sehingga infeksi akan masuk ke organ bagian dalam. Gejala :
1. Anak ayam terlihat lemah,
mengantuk, perut kembung, tidak
nafsu makan ataupun minum,
bergerombol di dekat sumber
pemanas.
2. Ayam yang terkena omphalitis
memiliki sistem kekebalan yang
rendah.
3. Kloaka berpasta (kloaka tertutup
oleh feses : untuk DOC yang kuning
telurnya lengket). Terkadang karena
suhu terlalu dingin..
4. Karakteristik dari penyakit ini adalah
bau busuk dari kuning telur.
5. Peradangan pada pusar terkadang
keluar cairan kuning telur dari pusar.
6. Abdomen terasa lembut,
lembek kantung kuning telur
menggelembung.
7. Karakteristik lesi/luka pusar yang
belum sembuh, edema pada
subkutan, warna otot abdomen
kebiruan dan material kuning telur
tidak terserap dan sering menjadi
bau.
8. Kuning telur tidak terserap dan
nampak berisi material kuning telur
yang mengeras, terjadi peritonitis
(radang selaput perut).
9. Kadang terjadi diare.
10. Gejala infeksi disekitar pusar
(merah, panas dan bengkak),
pusar bernanah, demam, tingginya
laju/detak jantung, tekanan darah
rendah dan kulit nampak kuning
(penyakit kuning).
Lesi yang nampak setelah bedah bangkai :
1. Abdomen terisi oleh kuning telur.
Peradangan kantung kuning telur.
Kuning telur mengalami perubahan
warna (kuning, kebiruan atau
kehijauan). Pembesaran kuning telur
dan berair, terkadang kuning telur
tidak terserap dan berubah bentuk,
terlokasi di antara duodenum dan
jejunum.
2. Navel terasa tebal, menonjol dan
nekrotik
3. Paru-paru mengalami penyumbatan,
hati dan ginjal berwarna gelap dan
bengkak
Tidak ada pelakuan yang spesifik terhadap kasus ini. Antibiotik digunakan untuk mencegah infeksi bakteri penyebab omphalitis, walau pengaruhnya hanya sedikit. Penyakit ini dapat dicegah dengan mengontrol suhu, kelembaban dan sanitasi dalam mesin tetas. Pastikan hanya telur yang bersih, dan tidak pecah yang di setting ke dalam mesin tetas. Mesin tetas harus dibersihkan dan di desinfeksi. Fumigasi dapat dilakukan dengan formalin, dengan jendela tertutup. Sebanyak 30 ml formalin 40% untuk tiap 0,6 m3, disamping itu harus terdapat evaporasi di dalam inkubator/ mesin tetas. Jika terjadi kasus di lapangan :
1. Yang pertama adalah membuka
bagian kloaka yang tertutup.
Kemudian berikan cairan molasess
(2-5 Kg untuk 1000 ekor tergantung
dari umur ayam, rata-rata diberikan
sebanyak 250 gram/gallon air
minum). Dalam kasus lain gula
dapat diberikan 250 gram per gallon
air minum (larutan harus terasa
manis sebagaimana kita rasakan).
2. Berikan jagung atau pakan yang
bebas jamur.
3. Pakan hijauan dalam jumlah sedikit
dapat diberikan untuk meningkatkan
pergerakan intestine.
4. Antibiotik : Tribrissen (yang
mengandung Trimethoprim dan
Sulphadiazine) dosis 1 ml per gallon
air minum untuk 5 – 7 hari.
Pencegahan dan Kontrol :
1. Menjaga agar breeder fl ok bebas dari
Salmonella.
2. Pembersihan telur. Kontrol gudang
penyimpanan telur dan lakukan
proses fumigasi di hatchery.
3. Mencegah DOC agar tidak kepanasan
selama transportasi.
4. Tingkatkan kebersihan hatchery
dan inkubator serta manajemen
(termasuk manajemen temperature,
kelembabandi dalam inkubator).
5. Menyediakan lingkungan brooding
yang baik
Manajemen yang baik dan sanitasi
di hatchery adalah cara terbaik dalam
mencegah omphalitis. (Roli Sofwah
H, Technical Service and Development
Departement, CPI).

Klik disini untuk melanjutkan »»

Wednesday, February 11, 2009

Umur 4 hari..Vaksin ND-IB

. Wednesday, February 11, 2009

Akhirnya...posting juga dech.Rencana mau posting slasa kemaren, tapi apa daya..setelah seharian bergelut dengan rutinitas ditambah sorenya Futsal (2x seminggu, slasa n jumat) ma rekan seperjuangan..Akhirnya badan gak bisa diajak kompromi.."tewas" dech habis mandi malem pake air anget..capek banget!

"Bayi-bayi" yg sya critakan kedatangannya diposting sebelumnya senin kemarin berumur 4hari. Dah waktunya divaksin ND-IB. Vaksin yang sya gunakan ini tergolong intermediet plus, jadi tingkat reaksi post vaksin/stressnya lumayan tinggi. Maka dari tu, sebelum vaksin sudah dilakukan pengamatan pd DOC, layak tidaknya doc divaksin umur 4hari, kalo hasil pengamatan menunjukkan kondisi doc tidak fit vaksinasi ditunda dan dilakukan support multivitamin biar doc fit dan siap untuk divaksin.
Vaksin ND-IB aplikasinya diteteskan lewat mata, karena organ sasarannya memang banyak dimata. Tapi tidak jarang, sya teteskan lewat hidung. Sebenarnya sama saja, cuma, organ sasarannya jadi tidak sekomplek kalo lewat mata, trutama organ yang kaitannya dengan kekebalan thdp IB. Vaksin ini sifatnya menekan kerja sistem pernapasan, sehingga tingkat stress yang ditimbulkan tinggi. Pada dasarnya doc sudah dipaksa untuk tumbuh dengan paru-paru yang tidak seimbang dengan laju pertumbuhannya ditambah reaksi vaksin, jadinya double stress dech. Belum lagi kalo tantangan lingkungan, misal fluktuasi temperatur. Dijamin dech, hari berikutnya banyak doc yang "terkapar"

Klik disini untuk melanjutkan »»
 
Namablogkamu is proudly powered by Blogger.com | Template by o-om.com